Sediaan Hand and Body Lotion dengan Bahan aktif Ekstrak Teh Hijau dan Apel yang Berfungsi sebagai Antioksidan
Filed under: Kosmetika Alami
TUJUAN
Membuat sediaan hand and body lotion yang berfungsi sebagai antioksidan dengan bahan aktif campuran ekstrak teh dan apel
DASAR TEORI
Lotion merupakan suatu emulsi. Emulsi adalah suatu tetes cairan yang terdispersi dalam cairan yang lain dan dapat dilihat dibawah mikroskop atau emulsi adalah suatu sistem heterogan terdiri dari dua cairan yang tidak bercampur, yang satu terdispersi yang lain dalam bentuk tetes kecil yang mempunyai diameter pada umumnya lebih dari 0,1mm (Becher,1977)
Dalam bidang farmasi, secara sederhana emulsi diartikan sebagai campuran homogen dari dua cairan yang dalam keadaan normal tidak dapat bercampur (fase air dan fase minyak) dengan pertolongan bahan penolong yang disebut emulgator.
Sediaan farmasi atau kosmetika dalam emulsi banyak sekali dijumpai dalam sedian topikal maupun sistemik. Untuk sediaan per oral, kebanyakan adalah tipe O/W. Bentuk ini mempunyai banyak keuntungan selain mudah diabsorbsi juga homogenitas dosis mudah didapat. Untuk penggunaan topikal, tipe emulsi O/W maupun W/O banyak sekali digunakan tergantung maksud penggunaanya
Tumbuh-tumbuhan diketahui kaya akan antioksidan alami misalnya : vitamin E, vitamin C, beta karoten dan flavonoid. Oleh karena itu tumbuhan dapat menjadi sumber-sumber baru antioksidan yang potensial (Kikuzaki dan Nakatani,1993, Al-Saikhan dkk,1995). Bagian tumbuhan yang mengandung aktioksidan tinggi adalah Daun Teh Hijau dan Buah Apel
1. Teh Hijau
Di zaman dahulu, genus Camellia dibedakan menjadi beberapa spesies teh yaitu sinensis, assamica, irrawadiensis. Sejak tahun 1958 semua teh dikenal sebagai suatu spesies tunggal Camellia sinensis dengan beberapa varietas khusus, yaitu sinensis, assamica dan irrawadiensis. Menurut Graham HN (1984); Van Steenis CGGJ (1987) dan Tjitrosoepomo G (1989), tanaman teh Camellia sinens O.K.Var.assamica (Mast) diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales)
Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (marga) : Camellia
Spesies (jenis) : Camellia sinensis
Varietas : Assamica
Morfologi :
Pohon karena pemangkasan kerap kali seperti perdu, tinggi 5-10 meter. Ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tersebar,tunggal helaian daun eliptis memanjang denga pangkal runcing, bergerigi, seperti kulit tipis, 6-8 kali 2 sampai 6 cm. Bunga diketiak, berkelamin dua, bunga yang membuka menunduk, garis tengah 3-4 cm, sangat harum, putih cerah (V Steenis, 1975). Senyawa bioaktif di dalam teh, diantaranya adalah;Flavonoid. Flavonol merupakan golongan senyawa flavonoid yang paling banyak pada teh. Monomer flavonol yang paling banyak dikenal adalah katekin. Jenis katekin yang terdapat dalam teh antara lain: epikatekin (EC), epigallocatechin (EGC), epikatekin gallat (ECG) dan epigallokatekin gallate (EGCG) ( Balentine, 2000)
Khasiat :
Antimutagenik, antioksidan, antitumor, dan pencegah kanker (Valac et al,1996)
2. Buah apel
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo (bangsa) : Rosales
Familia (suku) : Rosaceae
Subfamili : Maloideae
Genus (marga) : Malus
Spesies (jenis) : Malus domestica
Apel mengandung senyawa phenolic. Senyawa phenolic yang dominan adalah quercetin, epikatekin, dan prosianidin B2 (PMID 14558772). Ekstrak etanol dari apel mempunyai konsentrasi antioksidan yang tinggi. Aktivitas antioksidan berasal dari senyawa polipenol, asm fenolat, dan flavonoid. Kemampuan antioksidan tersebut dapat diukur dengan 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH), beta-carotene bleaching (beta-carotene), dan nitric oxide inhibition radical scavenging (NO) (Leontowicz, 2003). Senyawa antioksidan fenolik dari buah apel dapat berfungsisebagai antioksidant, sitoprotektive dan antiproliferatif pada sel karsinoma kolon (Tarozzi A, 2004). Apel mempunyai kadar polipenol jauh lebih tinggi daripada buah per dan peach. Kadar polipenol total yaitu 1,2 + 0,12g tiap 100 g apel. Caffeat, p-cumaric dan asm ferulat serta nilai total radical-trapping antioxidative potential (TRAP) pada apel lebih tinggi signifikan daripada buah per dan peach (Leontowicz, 2002). Biji apel mengandung racun, terdiri dari sejumlah kecil amygdalin dan glikosida sianogen, tetapi membutuhakan banyak biji untuk menghasilkan efek toksik
Penelitian menunjukkan apel dapat menurunkan resiko kanker kolon, kanker prostat, dan kanker paru-paru. Seperti buah lainnya, apel terdiri dari vitamin C, dimana sebagai antiokasidant yang dapat menurunkan resiko kanker dengan mencegah kerusakan DNA.
ALAT dan BAHAN
Alat
Maserasi
Toples
Gelas ukur
Kain flanel
pengaduk
penangas air
wajan
pot ekstrak
Pembuatan lotion
Mortir
Stamper
Sudip
Penangas air
Cawan persolein
pengaduk
Bahan
Ekstrak
Teh hijau cap Kepala Jenggot 200g
Apel 200g
etanol 96% 375 ml
Aquades 375 ml
Formulasi :
1. Campuran Ekstrak Teh hiaju dan Apel 2 mg
2. Bagian A
Setil alkohol 0,5 mg
Lanolin 1 mg
Asam stearat 3 mg
3. Bagian B :
Gliserol 2 mg
Trietanolamin 0,1 mg
Metil paraben 0,75 mg
Aquadest ad 100 ml
CARA KERJA
1. Pembuatan ekstrak teh hijau dan apel
200mg Teh Hijau kering dan 200mg apel segar yang dipotong-potong dimasukkan di bejana
↓
Simplisia direndam dengan penyari campuran etanol 95% dan aquades (1:1) sebanyak 500ml
↓
Biarkan 5 hari, diaduk sehari sekali
↓
Setelah 5 hari , serkai, ampas diperas
↓
Ampas ditambah cairan penyari secukupnya, aduk serkai hingga keseluruhan sari yang diperoleh 750 ml
↓
Buat ekstrak kental
↓
Timbang ekstrak kental yang diperlukan
2. Pembuatan Lotion
Bagian A (setil alkohol, lanolin, asam stearat) dipanaskan sampai 70°C, begitu pula bagian B (gliserol, trietanolamin, metil paraben, aquadest)
↓
Bagian B ditambahkan ke dalam bagian A sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen
↓
Campuran perlahan-lahan didinginkan sambil terus-menerus diaduk sampai suhunya 40°C, sehingga menjadi lotion.
↓
Campuran ditambahkan ekstrak teh hijau dan ekstrak apel
↓
campuran dihomogenkan
↓
Tambahkan oleum jasmin secukupnya, homogenkan
↓
Masukkan dalm wadah dan diberi kemasan
HASIL PERCOBAAN
Didapatkan lotion ebagai berikut:
Volume : 80 ml
Warna : Coklat susu
Konsistensi : kental-cair
Bau : Melati
PEMBAHASAN
Kosmetika juga mudah teroksidasi oleh udara sehingga terjadi pemecahan bahan yang terkandung didalamnya, yang akan mengubah warna dan bentuk kosmetika. Untuk mencegah hal tersebut digunakanlah bahan antioksidan. Antioksidan dalam kosmetik berfungsi untuk menghambat degradasi zat aktif dari tabir surya. (Sugihartini N, 2004, Tesis)
Bentuk lotion adalah salah satu bentuk sediaan yang cukup banyak digunakan sampai saat ini karena sifat penggunaanya yang praktis dan dapat memenuhi keinginan yang dibutuhkan. Salah satunya diterapkan dalam sediaan Hand & Body Lotion. Dengan menggunakan Hand & Body Lotion dapat mengatasi problema kekeringan kulit serta pelindung efektif terhadap sinar UVA dan UVB. Muirtini, dkk (1995) menjelaskan bahwa penyinaran kulit oleh UVB maupun UVA dapat menyebabkan eritema atau pigmentasi kulit. Manchan (1984) kebiasaan berjemur atau sunbath mengakibatkan hal yang merugikan, yaitu mulai terbakarnya kulit (sunburn), sampai kanker kulit. Dilaporkan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 8 juta penderita kanker kulit di dunia. Bebrapa laporan mengindikasikan teh hiaju dapat mencegah kanker kulit karena teh hijau mengandung polifenol yang bersifat antioksidan. Katekin adalah grup terbesar dari polifenol teh hijau. Katekin yang terpenting adalah epigallocatechin-3-gallate (EGCG), (Murakami, 2002). Tanin dapat menghambat pembentukan oksigen aktif yang dapat menyebabkan oksidasi ( Rauha, 2001; Okuda et al., 1992)
Black (1990) menyatakan bahwa antioksidan memiliki potensi sebagai fotoprotektor. Cahaya UV dapat memacu pembentukan sejumlah senyawa reaktif atau radikal bebas pada kulit. Senyawa dengan kemampuan antioksidan atau penangkap radikal bebas dapat berkompetisi dengan molekul target dan mengurangi atau mengacaukan efek yang merugikan
Daun teh hijau maupun buah apel mempunyai senyawa antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang jika berada pada konsentrasi yang relatif lebih rendah dibandingkan konsentrasi suatu substrat, maka akan teroksidasi terlebih dahulu, sehingga dapat mencegah terjadinya oksidasi substrat tersebut.
Bahan yang digunakan dalam maserasi adalah campran dari daun teh hiaju kering dan buah apel segar. Apel dipotong kecil-kecil agar penyarian sempurna. Bahan yang digunakan bukan berbentuk serbuk karena untuk lebih efisien waktu, dan agar senyawa aktif tidak banyak hilang akibat perlakuan penyerbukan dan pengeringan.
Penyari yang digunakan adalah campuran dari etanol 96% dan aquades (1:1). Pemilihan penyari ini didasarkan atas senyawa yang akan diambil. Senyawa-senyawa yang dibutuhkan adalah senyawa yang besifat antioksidan seperti polipenol (flavonoid, tanin, katekin dan derivatnya). Glikosida flavonoid dan aglikon yang lebih polar, flavon yang mempunyai gugus hidroksi, flavonol, biflavonoid, auron dan chalkon umumnya diisolasi dari bahan tanaman denagn aseton, alkohol, air, atau campurannya. Kemungkinan pelarut yang baik digunakan untuk mengekstraksi golongan diatas adalah campuran metanol-air (1:1, v/v) (Harborn, 1975). Sedangkan apel yang mengandung polipenol dengan konsentrasi tinggi mempunyai kelarutan tinggi pada air. Tannin terkondensasi dari apel mempunyai kelarutan tinggi pada air daripada monomer katekin (Yanagida,____ ). Maka dari itu, untuk mengambil senyawa aktif dari teh maupun apel digunakan kombinasi pelarut etanol 96% dan aquades.
Pembuatan ekstrak apel dan teh hijau dilakukan dengan cara maserasi. Alasan digunakan metode maserasi adalah metode ini sederhana, mudah dan tanpa pemanasan. Jika ada pemanasan dikhawatirkan senyawa antioksidan akan terurai atau rusak. Pada percobaan perendaman dilakukan selama 5 hari dalam kondisi terlindung dari cahaya. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi zat aktif yang telah tersari dari kemungkinan adanya oksidasi oleh cahaya. Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam proses maserasi adalah, selama proses perendaman bejana harus ditutup. Hal ini untuk mencegah terjadinya penguapan dari etanol, mengingat etanol mudah menguap. bila etanol banyak yang menguap maka cairan penyari akan berkurang sehingga proses maserasi kurang optimal. Selain itu, dengan adanya etanol yang menguap akan menurunkan kadar etanol dalam cairan pelarut yang dapat mengakibatkan perubahan efektivitas etanol dalam mencegah pertumbuhan kapang, jamur, mikroba.
Rendaman selalu diaduk, dua kali sehari. Pengadukan ini bertujuan untuk meningkatkan kontak antara cairan penyari dengan simplisia sehingga meningkatkan penyarian. Selain itu juga untuk menghomogenkan/meratakan cairan penyari untuk menjaga selalu adanya gradien konsentrasi yang menjadi syarat terjadinya transpor massa. Pada hari kelima dilakukan penyaringan. Penyaringan menggunakan kain flannel agar mampu menahan serbuk sehingga tidak ikut tercampur dengan filtrat Ampas ditambah lagi dengan cairan penyari sampai diperoleh 750 ml sari. Filtrat yang terkumpul dipisahkan, kemudian diuapkan menggunakan pemanasan diatas penangas air dan pengurangan tekanan dengan bantuan kipas angin sambil diaduk-aduk untuk mempercepat penguapan hingga diperoleh ekstrak dengan konsentrasi yang kental. Kontrol dilakukan dengan mengamati secara visual dari ekstrak yang diperoleh. pengamatan terdiri dari warna, bau, rasa, dan konsistensi. Kontrol ini sebagai pengenalan awal yang sederhana seobyektif mungkin dari ekstrak. Untuk ekstrak kental didapat data yang berupa rasa pahit, bau khas, dengan warna kecoklatan, konsistensi sangat lengket dan liat. Hal ini disebabkan oleh penyari yang berupa etanol 96%. Serta pada buah apel kandungan gulanya relatif tinggi sehingga menambah kekentalan ekstrak. Karena ekstrak lengket dan menempel pada alat, perhitungan randemen tidak sempat dilakukan.
Pada formulsi, bagian A terdiri dari setil alkohol, lanolin, asam stearat. Bagin A merupakan bagian lipofilik, yaitu terdiri dari bahan-bahan yang larut dalam lemak. Lanolin adalah Adeps lanae yang telah menyerap air atau mengandung air yang ditambahkan. Lanolin mampu menyerap air sampai 30%. Lanolin merupakan basis absorbsi (W/O) dimana sifat-sifatnya adalah Emollient (melunakkan kulit), Occlusive (memberi lapisan penutup diatas kulit), Mengandung air, dan Greasy (mengandung minyak). Pada praktikum inj diguanakan stearil alkohol untuk mengganti setl alkohol. Stearil alkohol ini berperan penting dalam pembuatan emulsi dan sebagai antifoam agent Stearil alkohol ini larut dalam alkohol, eter, benzena dan aseton. Asam stearat sangat sedikit larut dalam air. Asam sterat ini biasanya digunakan dalam vanishing cream dan kosmetika lain..
Bahan Bagian B adalah gliserol, metil paraben, trietanolamin dan aqua. Bagian B ini terdiri dari bahan-bahan yang larut dalam air. Metil paraben sebagai pengawet (preservatif). Pengawet ditambahkan untuk mencegah kontaminasi, pengrusakan dan pembusukan oleh bakteri dan fungi. Hal iitu dikarenakan adanya aquadest dan lanolin merupakan substrat mikoorganisme. Trietanolamin berperan dalam pembuatan emulsi dengan mineral, minyak tumbuhan, parafin dan wax. Trietanolamin larut dalam air dan mempunyai viskositas sebesar 590,5 centipoise pada suhu kamar. Sedangkan Gliserol berfungsi untuk menaikkan viskositas dari emulsi (lotion)
Masing-masing, bagian A dan bagian B dipanaskan pada suhu 70oC. Pemanasan pada bagian A berfungsi untuk melehkan bahan-bahan padat. Sedangkan pemanasan bagian B bertujuan untuk melarutkan dan menghomogenkan bahan-bahan yang ada pada campuran tersebut. Bagian A dan dan bagian B lalu dicampur didalam mortir dengan pengadukan yang kuat. Setelah terbentuk emulsi, ditambahkan ekstrak dan sebagai corigen odoris ditambahkan minyak melati.
Lotion yang dihasilkan viskositasnya rendah atau encer. Viskositas dari Hand and Body Lotin dalam bentuk emulsi dipengaruhi oleh prinsip kerja alat. Untuk hasil yang optimal, maka alat yang diguanakan dalam pencampuran bahan adalah homogenizer. Alat ini mempunyai karakteristik memperkecil ukuran partikel yang sangat efektif. Pengecilan partikel terjadi karena cara alat ini yaitu dengan menekan cairan, dipaksa melalui celah yang sempit dan kemudian dibenturkan ke suatu dinding atau ditumbukkan pada peniti-peniti metal yang ada pada clah tersebut. Cara ini sangat efektif sehingga bisa didapatkan diameter partikel rata-rata < 1 um. Semakin kecil diameter partikel, maka semakin stabil sediaan emulsinya. Karena keterbatasan alat, pada praktikum ini tidak digunakan homogenizer.
KESIMPULAN
Lotion merupakan sediaan emulsi
Bahan aktif yang ditambahkan dalam lotion adalah campuran ekstrak teh hijau dan ekstrak apel
Pembuatan ekstrak dengan cara maserasi, dengan pelarut etenol 96% dan aquades (1:1)
Metode pembuatan salep adalah dengan cara peleburan dan pencampuram
Lotion yang dibuat berfungsi sebagai antioksidant
Tidak ada komentar:
Posting Komentar