Blogger Widgets

Minggu, 15 Maret 2015



MAKALAH
PEMBUATAN SEDIAAN SEMI PADAT

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan kemauan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri dan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan ini tidak dapat dilepaskan dari pembangunan sektor kefarmasian.
Peran aktif masyarakat membutuhkan ketersediaan informasi yang berkaitan dengan ilmu kefarmasian. Informasi yang disampaikan harus menjaga nilai-nilai ilmiah yang berlaku dengan tetap memperhatikan kemudahan dipahami oleh masyarakat. Mengingat akan pentingnya suatu kesehatan bagi masyarakat maka diperlukan pengetahuan yang lebih luas lagi tentang kesehatan itu sendiri terutama bagi kalangan mahasiswa dalam mempelajari dunia kefarmasian.


  1. Rumusan Masalah

  1. Apa definisi sediaan semi padat (salep) ?
  2. Komponen-komponen apa sajakah yang terdapat dalam sediaan semi padat ?
  3. Peraturan pembuatan salep menurut F.Van Duin ?

  1. Tujuan Penulisan

  1. Mampu menjelaskan pengertian sdiaan semi padat dari berbagai referensi.
  2. Mampu menjelaskan dan menyebutkan komponen-komponen yang ada pada sediaan semi padat.
  3. Mampu menjelaskan dan menyebutkan peraturan pembuatansalep menurut F.Van Duin.








BAB II
PEMBAHASAN

  1. Definisi Sediaan Semi Padat (salep)

Menurut FI.IV. Salep adalah sediaan setengah padat ditunjukkan untuk pemakaian topikal pada kulit. Salep tidak boleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang tidak mengandung obat keras atau narkotika adalah 10 %.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil yang dimaksud harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep. Seperti yang terteradalam F.I.Ed.II.
  1. Komponen-komponen Salep

  1. Dasar Salep
  • Menurut FI.III dasar salep kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dsar digunakan vaselin putih. Tergantung dari sifat bahan obatdan tujuan pemakaian, dapat dipilih salah satu bahan dasar berikut.
ü  Dasar salep senyawa hidrokarbon vaselin putih, vaselin kuning atau campurannya dengan malam putih dengan malam kuning atau dengan senyawa hidrokarbon lain yang cocok.
ü  Dasar salep lemak bulu domba:campuran 3 bagian kolesterol,3 bagian steril alkohol, 8 bagian malam putih dan 8 bagian vaselin putih:campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen.
ü  Dasar salep yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dalam air.
ü  Dasar salep yang dapat larut dalam air Polietilenglikol atau campurannya.

Pemilihan dasar salep tergantung dari beberapa faktor, yaitu :
  • Khasiat yang diinginkan
  • Sifat bahan obat yang dicampurkan
  • Ketersediaan hayati
  • Stabilitas
  • Ketahanan sediaan jadi


  1. Bahan Obat
  • Zat padat dan larut dalam dasar salep.
Ex : Camphorae, pellidol, iodium
  • Zat padat larut dalam air.
Ex : Protargol, Colargol, Argentum nitrat, Fenol
  • Bahan obat yang dapat larut dalam air tetapi tidak bolehdilarutkan dalam air.
Ex : Hydrargyri
  • Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep.
Ex : Ichtyol, Gliserin, Marmer album
  • Zat padat tidak larut dalam air.
Ex : Acidum boricum (diambil bentuk yang pulveratum)

  1. Penggolongan Salep

                                i.            Menurut Konsistensinya Salep dibagi menjadi :
  1. Unguenta        : adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memeakai tenaga.
  2. Cream              : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
Menurut F.I.II krim atau cremores adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung sedikit air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan utuk pemakaian luar.
Ada 2 tipe krim, krim tipe o/w dan tipe krim w/o.
  1. Pasta                : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk). Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi. Sedangkan menurut F.I.Ed.IV Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditunjukkan untuk pemakaian topikal.
  2. Cerata              : adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes), sehingga konsistensinya lebih keras.
  3. Gelones           : adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik lebur yang rendah.

                              ii.            Menurut Efek Terapinya salepdibagi atas :
  1. Salep Epidermic (Salep Penutup)
Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak diabsorbsi. Kadang-kadang ditambahkan antiseptik, astringen untuk meredakan rangsangan. Dasar salep yang terbaik adalah senyawa hidrokarbon (vaselin).

  1. Salep Endidermic
Salep dimana bahan obatnya menembus kedalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsobsi sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi lokal iritan. Dasarsalep yang baik adalah minyak lemak.

  1. Salep Diadermic (Salep Serap)
Salep dimana bahan obatnya menembus kedalam molekul kulit dan mencap[ai efek yang diinginkan karena diabsorbsi seluruhnya, misalnya pada salep yang mengandung senyawa Mercuri, Iodida, Belladonae. Dasar salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao.

                            iii.            Menurut Dasar Salepnya Salep dibagi atas :
a)      Salep Hydrophobicdasa          : yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak misalnya campyuran dari lemak-lemak, minyak lemak, malam yang tidak tercuci dengan air.
b)      Salep Hydrophilic                   : yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w atau seperti dasar hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek kemnungkinana juga tipe w/o antara lain campuran sterol dan petrolatum.

  1. Dasar Salep
Menurut F.I.IV dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan dasar salep tersebut.
  1. Dasar Salep hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapatdicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dsar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, sikar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.

  1. Dasar Salep Serap
Dsar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien.

  1. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan Air
Dasar salep ini adalah emulsi munyak dalam air , antara lain salep hidrofilik (krim). Dasar salep ini juga dinyatakan sebagai dapat dicuci dengan air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektifmenggunakan dasar salep ini daripada dasar salep hidropkarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapt diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik.

  1. Dasar Salep Larut dalam Air
Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari klonstituen larut air.
Dasar salep jenuis ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air, seperti paraffi, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel.
Pemilihan dasar saleptergantung dari beberapa faktor yaitu khasiat yang diinginkan, sifatbahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep huidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektifdalam dasr salep yang mengandung air.

  1. Kualitas Dasar Salep yang Baik

Adapun kualitas dasar salep yang baik adalah :
  1. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan kamar.
  2. Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan homogen.
  3. Mudah dipakai.
  4. Dasar salep yang cocok.
  5. Dapat terdistribusi merata.

  1. Ketentuan Umum Cara Pembuatan Salep

Menurut F.Van Duin
  1. Peraturan Salep Pertama
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan.
  1. Peraturan Salep Kedua
Bahan-bahan yang dapt larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain dilarutkan terlebih dahulu kedalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis.
  1. Peraturan Salep Ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air. Harus diserbuk terlebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak No.60.
  1. Peraturan Salep Keempat
Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin.
Bahan-bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10-20 % untuk mencegah kekurangan bobotnya.























BAB III
PENUTUP

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Swt. Akhirnya penyusun dapaty menyelesaikan Makalah ini dengan lancar walaupun dalam pelaksanaannganya masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
Banyak ilmu dan pengetahuan yang penyusun dapatkan dari pembuatan makalah ini. Hal yang sebelumnya penyusun tidak ketahui menjadi lebih jelas dan dimengerti..
Makalah merupakan sarana yang tepat untuk mengkaji ilmu dan pengetahuan. Sehingga makalah sangatlah berperan dalam menyimpulkan isi-isi penting dari sebuah bahan kajian atau materi. Sehingga penyusun tidak hanya sekedar melaksanakan tugas kuliah saja namun benar-benar mendapat ilmu dan pengetahuan.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam makalah ini. Semoga mereka yang telah membantu baik moril maupun materi atas pelaksanaan pembuatan makalah ini mendapat balasan yang setimpal dengan kebaikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar